September 30

Seminar UGM Expo 2016

Pada hari Jumat, 23 September 2016, kami mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada terkhusus kelas Fitogeografi C mendapat kesempatan untuk mengikuti Seminar UGM Expo yang bertemakan “Bukan Mahasiswa Rata-Rata”  dan bertempat di Grha Sabha Pramana.

Banyak hal yang saya dapatkan dalam seminar kali ini dan saya akan merangkumnya di sini agar kita berbagi informasi-informasi yang memotivasi dan menyemangati kita sebagai generasi mahasiswa Indonesia.

Pembicara 1: Pak Wikan – Wakil dekan Sekolah Vokasi UGM

Beliau mengatakan bahwa kita harus menjadi mahasiswa yang memiliki kompetensi abad ke-21, yakni :

  1. Critical thinkingindex
  2. Komunikasi
  3. Inovasi – kreatif
  4. Teamwork
  5. Computer-literate
  6. Fighting spirit
  7. Melihat masalah, mencari solusi, menjalankan solusi

Pembicara 2: Rehan Abdullah Salam – Pendiri Es Coklat Chockles.

Beliau adalah alumnus Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada. Beliau bercerita bahwa setelah dia rehan-sari-nira-yogjalulus menjadi sarjana, dia sulit mendapatkan pekerjaan. Namun, dia tidak tinggal diam. Dia mencoba berwirausaha. Dan awal mulanya, dia mencoba membuat gula semut. Namun mengalami kegagalan. Selain itu dia juga berulang kali mendapatkan masalah yang berat dari luar bahkan dari dalam (orang terdekatnya). Tetapi hal ini bukan penghalangnya untuk banggkit. Dia selalu menyebutkan, “Inovation or die! Inovasi, usaha, pantang semangat”. Dan hasil tidak akan membohongi usaha. Saat ini dia telah sukses memiliki cabang yang sangat banyak sampai ia sendiri tidak hafal ada berapa cabang Chockles yang sudah dibuka. Terimakasih mas Rehan atas ceritanya yang sangat inspiratif, bahwa ilmu dalam kelas saja tidak cukup, tetapi softskills mempunyai peran vital dalam hidup kita.

Pembicara 3: Pak Atus Syahbudin – Dosen Fakultas Kehutanan

Beliau mengatakan, untuk menjadi mahasiswa bukan rata-rata diperlukan soft skill, sangat perlu dihilangkan sifat gengsi, harus mempunyai fighting spirit, namun tetap tidak mengabaikan akademik sebagaimana orangtua sudah mempercayai kita untuk belajar dengan giat di perantauan.Image result for atus syahbudin

Selain itu beliau juga menjelaskan mengenai pentingnya Beasiswa yang kasarnya kita bisa dapat ilmu, dapat uang juga. Apalagi jika beasiswa yang didapat di luar negeri. Selain dapat ilmu, dapat uang, kita menjadi kaya akan budaya dan jejaring sosial (social networking).

Beliau merupakan salah satu bukti bahwa untuk menjadi kaya,  bukan karena kita bekerja keras membanting tulang, bukan karena wirausaha, melainkan kita bisa kaya karena rajin belajar sehingga karakter / soft skill kita terbentuk. So, mulai sekarang, buatlah rekam jejakmu, apa yang menjadi kesenanganmu. Jangan sampai terlewatkan.

Pembicara 4 : Yusuf Fajar Pratama – Atlet Pencak Silat Fakultas Kehutanan UGM 2012

“Potential is not a limitation, but potential is a goal.”, begitu kira-kira ucapan beliau pada seminar minggu lalu bahwa tidak ada batasan untuk menggali potensi diri jika kita ada kemauan dan tujuan. Sedangkan prestasi merupakan relasi antara minat dan bakat. Kedua hal ini memang tidak bisa dipisahkan, karena kita semua diberi bakat/talenta masing-masing oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Lalu bagaimana agar kita bisa menjadi mahasiswa bukan rata-rata ?

  • Jalin komunikasi dan interaksi dengan sekitar karena hal ini sangat penting demi membangun informasi dan komunikasi kita.
  • Santun dan bermanfaat bagi lingkungan, tidak mempunyai masalah dalam hidup bermasyarakat melainkan memberikan manfaat bagi sekitar.
  • Cemerlang dalam pelajaran. Tetap tidak melupakan ilmu pengetahuan yang sangat berharga karena jika kita memiliki soft skill saja namun tidak berpengetahuan, akan menjadi tidak seimbang antara otak kanan dan otak kiri.

Pembicara 5: M. Ali Zaenal Abidin – Presiden Mahasiswa UGM 2016

Mas Ali menjelaskan bahwa kita harus mampu memvisualisasikan mimpi dan motivasi kita, karena hal ini dapat mendorong kita untuk melakukan hal-hal konkret dalam waktu yang sempit.

Image result for m ali zainal abidin ketua bem km ugmSelain itu beliau juga mengatakn bahwa kita tidak boleh melupakan hal-hal kecil apapun itu yang menjadi tanggung jawab hidup kita. “Jangan cuma belajar dan melupakan hal lain. Jangan Cuma organisasi tapi melupakan akademik.”, begitu katanya.

Dan kaitannya dengan bagaimana caranya dia membagi waktu di sela kesibukannya, beliau berseru bahwa kita mempunyai keahlian khusus yakni prioritas. Setiap pribadi dari kita pasti mempunyai sedikit dari sekian banyak yang menjadi prioritas utama, namun tetap tidak mengorbankan yang lain. sebagai contoh, jika kita sibuk mengurus suatu acara namun tugas kuliah juga banyak, jangan mentang-mentang kita sibuk berorganisasi lalu kita molor-molor mengumpulkan tugas. Alangkah baiknya kita sudah mengerjakannya jauh-jauh hari dan telah mengumpulkannya lebih awal sebelum kesibukan itu makin menjadi.

Intinya, mimpi harus bertahap. Janganlah kita mempunyai mimpi yang jauh, namun melupakan hal-hal kecil yang mendukung kita mewujudkan mimpi tersebut.


Copyright 2021. All rights reserved.

Posted September 30, 2016 by widya.c in category "Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published.